Minim Pengawasan, Anak Rentan Kecanduan Gadget

Minim Pengawasan, Anak Rentan Kecanduan Gadget

Minim Pengawasan, Anak Rentan Kecanduan Gadget

Duaperkasateknologi.com Anggota DPRD Murung Raya, Lita Nofriana, kembali mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak. Ia menekankan bahwa kurangnya pengawasan dari orang tua dapat membuat anak-anak rentan terhadap kecanduan gadget, yang pada akhirnya berdampak pada perkembangan fisik, sosial, dan emosional mereka. Fenomena ini, menurut Lita, sudah mulai terlihat di banyak keluarga, di mana anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan perangkat elektronik daripada melakukan aktivitas yang mendukung tumbuh kembang mereka.

“Gadget sendiri bukanlah masalah utama. Masalahnya muncul ketika penggunaannya tidak terkendali,” jelas Lita pada Rabu (3/12/2025).

Ia menegaskan bahwa kecanduan gadget bukan sekadar fenomena tren, tetapi masalah nyata yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan dan interaksi sosial anak. Banyak anak yang kini lebih memilih bermain di layar gadget ketimbang membaca, bermain di luar rumah, atau berinteraksi dengan teman sebaya. Hal ini, menurutnya, jika tidak segera ditangani, bisa menimbulkan konsekuensi jangka panjang, termasuk menurunnya kemampuan konsentrasi belajar, kurangnya kemampuan bersosialisasi, dan perubahan perilaku yang signifikan. Lita juga menyoroti kebiasaan beberapa orang tua yang memberikan gadget sebagai solusi cepat untuk menenangkan anak-anak.

“Memberikan gadget memang praktis, tapi ini membentuk ketergantungan jangka panjang,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ketergantungan ini tidak hanya mengurangi waktu anak untuk kegiatan produktif, tetapi juga menurunkan kemampuan mereka dalam mengelola emosi secara sehat. Anak yang terbiasa menenangkan diri dengan gadget cenderung kurang kreatif dalam mencari cara lain untuk menghadapi kebosanan atau frustrasi. Meskipun demikian, Lita menekankan bahwa penggunaan gadget tetap memiliki nilai edukatif apabila diarahkan dengan benar. Gadget bisa menjadi sarana belajar yang efektif, misalnya melalui aplikasi edukatif, video pembelajaran, atau platform interaktif yang mendukung pengembangan kognitif anak. Namun, agar manfaat tersebut dapat dirasakan secara optimal, orang tua harus menetapkan batasan waktu penggunaan dan memastikan konten yang diakses sesuai dengan usia anak. Tanpa pengawasan dan batasan yang jelas, potensi negatif penggunaan gadget justru lebih dominan.

Untuk mengurangi risiko kecanduan, Lita mendorong para orang tua menetapkan aturan penggunaan gadget di rumah. Aturan ini dapat berupa durasi harian maksimal, jenis konten yang boleh diakses, hingga menetapkan waktu khusus untuk kegiatan tanpa gadget. Ia menekankan pentingnya konsistensi dalam penerapan aturan ini, karena anak-anak cenderung menyesuaikan perilaku mereka dengan batasan yang diberikan secara konsisten. Selain itu, orang tua juga dianjurkan aktif menawarkan alternatif kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku, bermain permainan edukatif, berolahraga, atau mengajak anak berinteraksi dengan teman sebaya.

Tidak hanya orang tua, Lita menekankan peran sekolah dan masyarakat dalam membentuk lingkungan yang mendukung perkembangan anak. Sekolah bisa membantu dengan menyelenggarakan kegiatan yang menyeimbangkan penggunaan teknologi, seperti proyek kreatif, olahraga, atau kegiatan kelompok yang melibatkan interaksi langsung. Sementara itu, masyarakat juga dapat mendukung dengan menyediakan ruang bermain aman dan mendorong kegiatan sosial yang melibatkan anak-anak. Menurut Lita, kerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting agar anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan seimbang, di tengah pesatnya perkembangan era digital.

Melalui pengawasan yang konsisten, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, serta dukungan dari lingkungan sekitar, Lita percaya risiko kecanduan gadget bisa diminimalkan. Ia berharap masyarakat dapat menyadari bahwa gadget bukan musuh, tetapi tanggung jawab bersama untuk mengajarkan anak bagaimana menggunakan teknologi dengan bijak. Dengan pendekatan yang tepat, gadget dapat menjadi alat bantu edukatif yang mendukung pertumbuhan anak, bukan penghambat kreativitas dan kesehatan mereka.